Minggu, 28 Juni 2015

Teruntuk Adikku "Rama"

Dinda, aku bukanlah orang yang lama kau kenal
Bau satu tahun kau bersua denganku, ka belum kenal siapa aku.
Dinda, kala kau berperilaku menuntut aku sadar mungkin Allah ingin memberi cerminan terhadap diriku, tapi tahukan aku sungguh mencintai semua itu.
Dinda, ku fikir kau harus terus bersua dengan tarbiyah, aku fikir itulah yang dapat mengubahmu.
Dinda, hatimu luaskahlah, fikiranmu jangan kau sempitkan, telingamu gunakan untuk mendengarkan, matamu gunakan untuk melihat dan mempelajari sebuah pengalaman, dinda mulutmu gunakan untuk mengucap hal kebaiakan.
Sungguh, kau butuh dakwah ini
Sungguh, kau butuh dakwah ini
Keras, iya dirimu keras seperti batu, bahkan aku bingung butuh berapa lama air mampu melubangi batu itu.
Egois, iya kau sangat egois, kau egois jika itu kau anggap benar bagimu
Kritis, iya kau kritis kau sangat kritis dalam melihat keadaan yang genting
Tapi dinda, ada yang aku sayangkan kala itu, kau belum mampu mengontrol dirimu, kau belum mampu mengenal siapa dirimu, dan keu belum mampu mencintai keadaanmu, dinda iya kau belum mampu, kelak aku yakin kau akan mampu !
Dinda, takkala kau membaca tulisan ini, mungkin kau akan berfikir macam-macam tentang aku. aku tak perduli akan hal itu, yang jelas aku ingin mengatakan :
Kau ada dalam do'aku. aku ingin melihat kau berilmu seperti padi.
Dinda, aku tak menyukaimu, takkala :
kau kurang beradab terhadap yang lebih tua meskipun kau lebih memahami hal itu
Dinda kau terlalu rendah diri, selalu memposisikan dirimu bukan siapa-siapa
Dinda, kau bukanlah guru ! kau adikku ! bukan berarti kau tak boleh mengingatkan, tapi caramu harus kau perbaiki. Ingatlah dinda kita saling melengkapi, bukan untuk saling menggurui.
Wallahualam..

Dingin

Hari itu aku terdiam, terdiam dan terus memperhatikan serta merasakan perlakuan mereka satu per satu.
Seakan diri ini bersahabat dengan lemari Es, dingin bahkan sangat dingin yang dirasa. Seakan diri ini butuh selimut tebal untuk menutupi diri.
Hati terus mengguma, ada apa dengan semuanya ?
Adakah yang salah dari diriku ?
Atau mungkin ini efek hati yang tak kunjung pulih ?
Aku terdiam..
Baru sesaat aku berusaha membuat mereka kuat tanpa aku, namun saat itu perubahan sangat aku rasa. Iya perubahan yang akupun tak biasa, perubahan yang akupun tak kuasa menerimanya.
Mungkin ini memang salahku,
Ketika khawatir memunculkan rasa tidak terlalu mempercayainya..

Sabtu, 27 Juni 2015

Waktu

"Ketika diri sulit disiplin terhadap waktu, maka tunggulah kehancuran itu datang. Manusia yang bertanggungjawab adalah manusia yang menghargai waktu setidaknya berusaha untuk hal itu"

Tak Pantas Menggurui

"Kita memang memiliki kemampuan yang tidak sama, ada kalanya kau lebih menguasai dan ada kalanya pula aku yang lebih menguasai. Tetapi bukankah kita dituntut untuk saling melengkapi ? Untuk saling mengingatkan ?. Karena memang kita tak pantas untuk saling menggurui"
(Riky Farizal)

Selasa, 23 Juni 2015

Pemimpin atau Bos

Manusia ditakdirkan untuk menjadi pemimpin di muka bumi, menjadi pemimpin itu bukan sesuatu hal yang mudah apalagi nikmat. Melainkan menjadi pemimpin itu harus berkorban dan banyak bersabar.
Seorang pemimpin jelaslah berbeda dengan sang Bos, Bos hanya bisa memerintahkan sesuatu tetapi belum tentu mampu menjalankankannya dengan baik. Seorang bos merupakan jelmaan manusia telunjuk.
Bos jelaslah berbeda dengan seorang pemimpin, pemimpinpun ada tiga tipe. Ada pemimpin yang bukan pemimpin, ada pula pemimpin yang setengan pemimpin, dan ada yang pemimpin sebenarnya seorang pemimpin.
Kukira, pemimpin adalah sosok panglima yang rela berkorban, pemimpin yang adakalanya di manarik dan adakalanya dia mendorong bukan menuntut ?.
Sedikit dimuka bumi ini manusia yang benar memiliki sifat pemimpin, karena memang seorang pemimpin harus mampu bersabar, berkorban, dan memulai. Pemimpin tak boleh otoriter, karena memang pemimpin harus banyak mendengarkan. Pemimpin tak boleh banyak menuntut, karena memang dialah yang akan dituntut. Pemimpin harus bersabar, karena memang dialah yang harus berkorban. Pemimpin haruslah mengayomi, karena dia adalah kepala yang bertanggungjawab atasnya.
Seseorang memang memiliki tipikal yang berbeda, sesuai dengan dirinya. Tetapi, seorang pemimpin haruslah mulai belajar menjauh dari maksiat, belajar jauh dari kemunafikkan, melunakkan sang hati, menggugurkan ego, melunakkan kepala, melapangkan dada.

Kau yang harus memulai

Tidaklah mudah menyatukan hati dan pikiran orang yang terlahir dari rahim yang berbeda.
Seorang yang kembar sekalipun pastilah berbeda dan pemikiran dan hatinya tak sama.
Tidak mudah, memang tidaklah mudah.
Tapi pastilah bisa.
Kau dihadirkan disini karena kau dinilai mampu
Kau dihadrikan disini bukan untuk dipahami tetapi kau yang harus bisa memahami
Kau harus memulianya
Kau yang memulai berkorban
Kau yang memulai mencintai
Kau yang memulai kreatif
Kau yang memulai menggugurkan kebencian
Kau yang harus memulainya.
Jangan pernah batasi diri untuk lebih baik
Jangan pula merasa diri ini yang terbaik
Kau harus memulai
Mulailah dari dirimu jika kau ingin yang lain menjadi seperti yang kau mau
Mulailah meskipun itu menyakitkan.
Namun pelangi yang indah akan kau lihat dan menyapa mu

Kotak Sampah sang pemimpin

Allah mencintaimu..
Allah menyayangimu..
Allah memperdulikan dirimu..
Allah menyoroti dirimu..
Takkala Allah memberi kesempatan dirimu untuk memperbaiki diri
Ketika kau tersadar tulisan ini untukmu, mungkin kau akan sedikit terenyah.
Kala itu aku terhening dan menangis ketika menetapkan namamu
Aku teringat, betapa tidak nikmatnya jalan ini
Ketika kau senang dengan duniamu dan rasa nyaman dalam kehidupanmu
Allah memilihmu untuk menjadi qiyadah yang tak lain kau harus menjadi kotak sampah.
Air mata kala itu tak lagi mampu ditahan, tetesan kecemasan muncul
Sungguh, bukan karena aku tak percaya padamu
Tetapi aku taklah rela jika kau merasakan rasa pahit yang sama
Sungguh, Allah mencintaimu
Allah ingin kau menjadi kupu-kupu yang indah namun harus melalui proses yang juga sempurna..

Takkala "Munafik"

Takkala kemunafikkan muncul..
Bangga akan berdusta dalam berkata
Senang mengingkari janji
Sengaja atau tidak sengaja dalam melalaikan amanah
Wahai diri,
Bukankah kau sudah bersumpah dalam setiap shalatmu ?
Kau berikrar bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad utusan Allah..
Wahai diri,
Bukankah kau telah berjanji dalam setiap shalatmu ?
"Shalatmu, Ibadahmu, Hidupmu, dan Matimu Hanya untuk Allah Semata ?
Dimana realisasi ikrar dan janjimu itu ?
Takkala kau mementingkan dirimu
Takkala kau mengorbankan Allah untuk duniamu
Bukankah kau telah menjual dirimu di jalan Dakwah ?
Jangan pernah menjadi parantara kekecewaan orang lain
Terlebih Kekecewaan Allah kepadamu..

Rabu, 03 Juni 2015

Tidak ada yang ingin berpisah, Bukan ?

Teringat dulu pertama kali kita berjumpa
Bersua bersama merajut ukhuwah
Dan berusaha untuk saling memahami, karena memang kau adalah orang baru dalam hidup ini.
Begitu juga dengan aku, aku adalah orang asing bagimu.
Selang beberapa waktu ada rasa persaudaraan yang terajut antara kita.
Pernah aku bertanya kepadamu "Kenapa kau bisa akrab dengan ku ?"
Dirimu menjawabnya dengan penuh santun dan rasa kasih sayang "Kita bisa seperti ini karena Allah Swt. akhi.."
MasyaaAllah..
Setiap hari kau semakin gencar mengatakan "Ana uhubikumfillah akhi.."
Setiap hari kau semakin gencar mengatakan "Jangan menghilang ya akhi.."
Saat ini, aku hanya bisa membalasnya dengan "senyum" yang kuharap kau bisa bangkit dan semangat menjalani tantangan kedepannya.
Ada sedikit pesan yang ingin aku utarakan dan aku ceritakan kepadamu akhi yang kusayangi karena Allah Swt.
"Sungguh, tidak pernah  tersirat dalam hati kecil diri ini melangkah sejauh ini dijalan ini bersamamu..
"Tidak pernah terfikirkan dan terbayangkan diri ini bisa melangkah dan bermetamorfosis sejauh ini..
"Sungguh aku tidak sebaik yang kau kira akhi..
"Akhi, setiap masa akan silih berganti bukan ?
"Keluh kesah dan duku kita jalani bersama akhi..
"Akhi yang kusayangi karena Allah..
"Siapakah yang ingin mengucapkan kata Perpisahan?
"Tidak ada yang ingin berpisah dengan orang-orang yang sholeh seperti dirimu
"Tetapi, bukankah semua itu harus siap dilewati ?
"Ketika jauh semoga kita senantiasa diikat oleh Robithoh..
"Jangan biarkan sang hati pergi dan melanglang jauh pergi dari keimanan..
"Perpisahan itu tidak ada akhi,..
"Jujur, diri ini sangat menyayangi kalian..
"Tapi apalah daya, sepertinya memang kaki ini harus rela melangkah pergi..
"Selamat Berjuang sahabat..
"Inilah masanya perpisahan dari kebersamaan kita..
"Jadikan do'a sebagai ekspresi rindu ya akhi..
"Semoga dijannah kita bisa bersua..(Aamiin)