Rabu, 26 November 2014

Banyaklah Mendengar

Manusia itu memiliki sifat yang berbeda.
Ada yang keras, ada yang lembut, ada yang sedang-sedang saja.
Tetapi semua dituntut harus bisa bekerja sama untuk membangun suatu bangsa, untuk menciptakan suatu sejarah kebaikan.
Tetapi, tidak semua orang bisa bertahan dalam keadaan demikian.
Karena orang yang keras akan dihadapkan dengan orang keras, sampai suatu saat di bertemu dengan pusat perubahan.
Ego adalah suatu hal yang dapat menghacurkan segalanya. Tapi bagaimana cara mengubahnya?
Banyaklah mendengar begitu nasihat dari seseorang.
Banyaklah mendengar, karena memang filosofi jumlah organ tubuhmu kau dituntut untuk banyak mendengar dibadingkan berbicara.
Banyaklah mendengar karena dengan mendengar kau akan tahu siapa kau sesungguhnya.
Dengan banyak mendengar kau akan lebih mudah untuk menjemput sosok yang baru. InsyaaAllah

#SemangatMemperbaikiDiri

Selasa, 25 November 2014

Nikmatnya Menjadi Diri Sendiri

Nikmatnya menjadi diri sendiri.
Kamu tak perlu menjadi dia, Kamu tak perlu menjadi aku, dan kamu juga tak perlu menjadi mereka.
Kamu cukup menjadi kamu, menjadi kamu seperti yang Allah takdirkan untuk menjadi kamu.
Motivasi memang perlu, kekaguman juga butuh, tapi bukan berarti harus menjadi sosok munafik kan?
Nikmatnya menjadi diri sendiri, karena penilaian terbaik itu dari Allah, Allah akan menilai prosesmu bukanlah hasilmu.
Kenikmatan menjadi diri sendiri, kamu tak perlu menjadi sosok yang ditutup-tutupi, kamu tak perlu menjadi orang yang penuh dengan sampul palsu. Maka, jadilah diri sendiri dengan sosok apa adanya, dan berproseslah dengan baik maka InsyaaAllah sosok baru yang lebih baik akan hadir. Jadi, Nikmati menjadi diri sendiri karena kita berbeda, kita tak sama, kita punya jalan yang berbeda.

Senin, 24 November 2014

Kumencintaimu Karena Allah Swt.

Aku mencintaimu karena Allah Swt.
Kasih sayangmu selalu menguatkan aku.
Kasih sayangmu selalu mengajari aku.
Kasih sayangmu selalu menenangkan aku.
Kasih sayangmu selalu meneteskan air mata kerinduan untukmu.
Kini ku telah beranjak dewasa..
Kini aku mengerti apa artinya cinta..
Kini aku mengerti apa artinya kehidupan..
Kini aku mengerti apa artinya perjuangan..
Kini aku mengerti apa makna dari sebuah kasih sayang..
Ibu, Ayah..
Aku mencintaimu karena Allah Swt.
Ibu, Ayah..
Aku mencintaimu karena Allah Swt.
Ibu, Ayah..
Aku mencintaimu karena Allah Swt.
Ibu, Ayah..
Kini aku mengerti makna dan arti kasih sayang.
Kini aku mengerti maksud dan tujuan dari setiap didikan kerasmu.
Kini aku mengerti apa arti sebuah kerinduan.
Ibu, Ayah..
Kau didik aku dengan penuh kelembutan..
Kau besarkan aku dengan penuh kesantunan..
Kau dewasakan aku dengan penuh cinta..
Ibu, Ayah..
Terimakasih kau telah hadirkan aku di dunia ini
Terimakasih kau telah mengenalkan aku dengan Tuhan ku.
Ibu, Ayah..
Aku Mencintaimu Karena Allah Swt.
Aku kini berjuang,
Aku siap berjuang!
AKu akan berjuang untuk Islam, Untuk Negeri, Untuk Ummat, dan Untuk mu malaikatku.
Ibu, Ayah..
Aku titipkan air mata kerinduan yang mendalam untukmu malaikatku.
Aku mencintaimu Karena Allah Swt.

Sabtu, 22 November 2014

Senyummu Itu

Allah Swt telah menakdirkanku untuk terlahir diantara para malaikat.
Allah Swt telah menakdirkan aku untuk dididik dan dibina oleh malaikat tak bersayap.
Allah Swt telah menakdirkan aku mendapat kasih sayang dari para malaikat duniaku.
Ibu, ayah..
Subhanalah,  senyummu itu membuat aku lebih mengerti apa artinya cinta.
Air matamu itu menguatkan aku dan menagajarkan aku betapa kerasnya kehidupan ini.
Kelembutan belaianmu itu mengajarkan aku betapa indahnya akan kasih sayang.
Kerutan diwajahmu mengajarkan aku betapa perlunya sebuah pengorbanan.
Ibu. ayah..
Sungguh kaulah pahlawanku.
Meskipun dengan segala kekurangan.
Tapi sungguh indah akan segala didikanmu.
Ibu. Ayah..
Sesulit apapun kehidupan ini.
Sesulit apapun kisah hari ini.
Sesulit apapun hari ini.
Tapi kau selalu menceritakan kepadaku dengan penuh senyum keindahan.
Keindahan yang tak akan kudapatkan selain darimu.
Senyummu.
Senyummu.
Senyummu.
Indahnya bagai langit yang terang benderang.
Tapi kini ku sadari, sudah mampukah aku mempertahankan senyum indah itu ?
mampukah aku melukiskan senyum kebahagiaan dalam sejarah?
Mampukah aku ?

Jumat, 21 November 2014

Berhijab sebenar-benarnya Hijab


Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari manusia lainnya.
Tetapi satu hal yang jangan pernh dilupakan oleh manusia adalah statusnya sebagai seorang hamba Allah Swt.
Sebagai seorang Hamba Allah Swt. yang telah mengikrarkan, yang telah bersumpah, yang telah berjanji dengan syahadat yang diucapkan dengan lisan, diyakini dalam hati, dan dilakukan dengan perbuatan bahwa "Tiada tuhan selain Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah Swt."
Dengan ikrar ini, maka manusia haruslah tunduk terhadap aturan Ilah nya.
Wanita, adalah sosok yang sangat disayangi, yang sangat dilindungi Islam. Wanita diperintahkan berhijab untuk menjaga kehormatannya, wanita diwajibkan berhijab untuk menjaga harga dirinya dihadapan manusia dan hadapan tuhannya.
Tetapi, sudahkah berhijab dengan benar wahai guru terbaik sepanjang masa ? sudahkah ? Hijab itu kehormatanmu bukanlah hanya sekedar penutup dirimu.
Hijab itu adalah identitasmu, kau berbeda dengan lainnya karena hijabmu.
Hijabmu membuat kau terhormat.
Hijab itu adalah bukti nyata kecintaanmu pada Tuhanmu bukan hanya sekedar gugur kewajiban, bukan hanya sekedar penutup saja yang bisa dibuka sesuka hati, yang bisa kau modifikasi sesukamu.
Hijab, berhijablah sesuai ketentuan. Berhijablah sesuai aturan Allah Swt.
Tutuplah auratmu dengan sempurna. :)

Ketika Hati Membeku

Hati adalah segumpal daging yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Hati diibaratkan sebagai pusat kualitas diri seorang manusia.
Ketika seseorang memiliki pola fikir Kritis namun Liberal.
Ketika seseorang banyak menuntut tapi enggan berbuat sesuatu demi kebaikan.
Ketika seseorang hanya bisa mencari kesalahan tapi tak mau memperbaiki diri.
Ketika seseorang merasa hal syar'i menjadi beban kehidupan.
Ketika seseorang yang kehilangan imannya.
Ketika seseorang mulai lemah semangat dakwahnya.
Ketika seseorang merasa dirinya paling benar.
Ketika seseorang mengatakan sesuatu tapi dia tak melakukannya.
Ketik seseorang mulai kehilangan dakwahnya dan kehilangan arah hidupnya, sehingga semua seakan salah dan dirinya yang paling benar.
Maka periksa hatinya.
Opname hatinya.
Ketika semua kefuturan memeluk erat, maka segera beri vitamain untuk sang hati.
Hati ini harus suci.
Suci dari segala macam titik yang mampu membekukan hati.
Hati ini harus dijaga, dijaga dari segala kenistaan, kebejatan manusia yang bersifat hewani.
Ketika hati membeku, maka hidayah tidak akan terlihat lagi.
Cahaya kehidupan tidak akan terlihat lagi.
Maka, Sudahkah memeriksa hati kita hari ini ?

Menggapai Kesuksesan

Wahai Kesuksesan..
Kemarilah dan peluklah diriku dengan kehangatan dan penuh kasih sayang.
Aku yakin bahwa denganmu lah aku bisa menjadi tenang dalam menjalani sebuah kehidupan.
Kesuksesan yang diartikan sebagai suatu hasil bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang memiliki banyak ragam pengertian. Keindahan duniawi seolah tercermin dari dalam diri kesuksesan. Tetapi entahlah,
Entah benar atau tidak pemahaman itu,
Entah haq atau bathilkah pemikiran itu,
Entah sesuai dengan hukum-Nya kah atau tidak,
Entahlah akupun tak begitu memahaminya.
Tetapi, bagiku kesuksesan bukan dilihat dari apa pekerjaanku didunia,
Kesuksesan bukan dilihat dari berapa penghasilan yang aku dapatkan,
Kesuksesan bukan kelapangan kehidupan duniawi yang serba mewah dan berkecukupan,
Tapi bagiku, ada beberapa level kesuksesan yang aku akan terus berusaha meraihnya bersama Barokah Allah Swt.
Pertama, aku dapat sukses menjadi seorang hamba Allah Swt yang benar-benar beriman dan taqwa.
Kedua, aku dapat melukiskan senyum kebahagiaan dalam hidup para malaikatku, Karena bahagia itu sederhana yaitu Selalu Bersyukur.
Ketiga, aku sukses ketika hidupku jauh dari kezholiman.
Dan dari seluruh level aku dapat dikatakan sukses jika aku kelak mampu menyelamatkan diriku, orangtuaku, istriku, anak-anakku, keluargaku, saudara-saudaraku dari Kobaran api neraka.
InsyaaAllah.
Amiin..

Riky Farizal,
Bandar Lampung, 21 November 2014

Kamis, 20 November 2014

Ketika Ku Baca Firman-Nya

Ketika ku membaca firman-Nya bahwa sungguh setiap muslim itu bersaudara.
Persaudaraan itu bukan dilihat dari seringnya bertemu.
Persaudaraan itu bukan dilihat dari seringnya bersama.
Persaudaraan itu bukan dilihat dari lamanya waktu dihabiskan bersama.
Tetapi...
Persaudaraan itu terlihat ketika dia mendoakanmu tanpa sepengetahuannmu.
Persaudaraan itu terlihat ketika dia mendoakanmu tanpa adanya permintaan darimu.
Ketika ku membaca firman-Nya bahwa sungguh setiap muslim itu bersaudara.
Bersaudara itu bukan karena dia.
Bersaudara itu bukan karena kamu,
Bersaudara itu bukan karena mereka.
Bersaudara itu bukan pula karena saya.
Tetapi...
Bersaudara itu karena Allah Swt.
Ketika ku mebaca firman-Nya bahwa sungguh setiap muslim itu bersaudara.
Rosulullah Bersabda : "Tidak sempurna iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri"
Persaudaraan yang dibentuk karena Allah Swt.
Persaudaraan yang dibentuk karena keimanan.
Persaudaraan yang dibangun karena ketaqwaan.
Maka tidak akan ada lagi nasihat yang dianggap hujatan.
Tidak ada lagi sekat dan buruk sangka satu sama lain.
Tidak ada lagi jiwa yang kehilangan dakwahnya.
Dan Tidak akan ada lagi dusta dalam ikatan persaudaraan.

Riky Farizal


Sungguh, tidak ada yang pantas

Jika amalan manusia ditimbang saat ini maka tidak ada lagi yang pantas untuk saling menasehati.
Jika amalan manusia ditimbang saat ini maka tidak ada lagi lukisan senyum diwajah.
Jika amalan manusia ditimbang saat ini maka dunia akan menjadi lautan keringat malu dan derai air mata.
Tetapi..
Kesalahan adalah kesalahan.
Saat ini tidak ada lagi orang sebaik dan sesholeh para sahabat.
Saat ini tidak ada lagi orang yang seperti Umar, Ali, dan amirul mukminin lainnya.
Tetapi..
Adalah suatu kesalahan yang besar jika membiarkan sesuatu dalam kesalahan.
Adalah kesalahan besar jika membiarkan orang lain dipeluk erat nafsu yang membuatnya lupa akan beberapa pertanyaan :
Siapa Dirinya ? Dari Mana Dirinya ? Untuk Apa Dirinya Disini? Dan Kemana Dia Akan Kembali ?
"Innasholatiwanusukiwamayahyawamamatililahirobbilalamin"
Sumpahmu..
Janjimu..
Ikrarmu..
Dan semua darimu akan dipertanggungjawabkan diyaumil akhir kelak


Riky Farizal

Lucunya Negeri Ini

Lucunya Negeri Ini.
Ketika kehadiran dengan niat untuk mengajak kebaikan.
Ketika kehadiran dengan niat untuk memberi penerangan.
Ketika kehadiran dengan niat menyampaikan kebaikan.
Tapi semua tertolak bak maghnet yang kutubnya berlawanan.
Tertolak karena merasa dirinya paling benar,
Tertolak karena merasa semua tidak lagi benar.
Tertolak karena merasa dia yang paling baik dan bersih.
Tertolak. Tertolak. Tertolak.
Lucunya negeri ini.
Ketika yang benar menjadi salah.
Ketika yang salah menjadi benar.
Ketika yang syar'i menjadi aneh.
Ketika maksiat dianggap kebiasaan yang biasa.
Lucunya negeri ini.
Banyak manusia dengan keserakahannya,
Keserakahan lisannya
Keserakahan tangannya
Keserakahan sifat kerasnya
Keserakahan anti kritiknya
Keserakahan, Keserakahan. Keserakahan

Berkepribadian Seperti Cermin

Hidup adalah suatu kenikmatan yang diberikan oleh yang Maha Esa (Allah Swt) Kepada setiap hambanya. Hidup juga selalu menawarkan tantangan yang menguji ketabahan manusia.
Hidup ini memang suatu pilihan.
Tak sedikit manusia yang terjebak dalam kehidupan yang fana (Duniawi).
Tak sedikit manusia yang terjebak dalam rayuan syaiton yang dibungkus dalam nafsu duniawi.
Tak sedikit manusia yang lalai akan status Hambanya hanya karena kehidupan duniawi.
Tak sedikit manusia yang selalu menyalahkan orang lain dan selalu seakan tindakannya yang paling benar.
Sudahlah, kini saatnya mencipakan perubahan, bukan hanya sekedar menuntut perubahan.
Rubahlah diri menjadi lebih baik.
Rubahlah diri menjadi insan yang selalu menebar kebaikan.
Tak perlu mencari kesalahan orang lain.
Tak perlu menghakimi orang lain dengan lidahmu.
Tak perlu. Itu memang tak perlu..
Belajarlah seperti cermin.
Dia tidak pernah menutupi apa yang seharusnya tidak ditutupi.
Dia tidak berdusta dia menyampaikan apa adanya.
Dia juga tidak menafik, karena dia adalah sahabat yang selalu jujur.
Dia sahabat yang mampu menuntunmu menjadi lebih baik.
Cermin akan selalu memunculkan dirimu sebenarnya.
Cermin akan memantulkan apapun yang kau tampakkan padanya.
Sehingga kini tak perlu banyak tuntutan.
Jika ingin dicintai maka kita harus mencintai.
Ketika ingin di perlakukan baik maka kau harus berbuat baik.
Ketika ingin semua berubah menjadi lebih baik maka kau harus mengubah dirimu menjadi lebih baik.
Tak perlu banyak menuntut akan sikap orang lain.
Kini cukup TUNTUTLAH dirimu untuk menjadi lebih baik, sehingga lingkungan akan berbuat kebaikan kepadamu.

Kamis, 20 November 2014
Riky Farizal